HUJAN ASAM By Bimbel Jakarta Timur
| Hujan Asam Merupakan fenomena alam yang sangat mengkhawatirkan, karena merusak lingkungan, juga membahayakan kehidupan manusia serta mahluk hidup lain. Hujan asam terjadi karena perilaku manusia yang banyak menggunakan bahan-bahan pemicu polusi dalam aktivitasnya.
Atmosfer bumi secara alami selalu mengandung oksida asam. Letusan gunung berapi akan membuang gas SO2 dan SO3 ke udara. Pembakaran hutan dan pernapasan manusia atau hewan melepaskan gas CO2. Ketika terjadi petir, energi listrik yang timbul menyebabkan reaksi gas N2 dan gas O2 di udara membentuk gas N2O3 dan N2O5. Oksida asam ini bereaksi dengan air hujan menghasilkan asam. Itulah sebabnya air hujan bersifat agak asam dengan pH sekitar 6.
Seiring dengan kemajuan zaman dan meningkatnya aktivitas manusia seperti pemakaian bahan bakar minyak bumi, pembangkit listrik, penggunaan pupuk amonia dan lain-lain menyebabkan jumlah oksida asam di udara meningkat pesat terutama karbon dioksida, belerang dioksida dan belerang trioksida serta nitrogen dioksida. Sulfur dioksida dan nitrogen dioksida bereaksi dengan uap air dan membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang akhirnya berkondensasi membentuk awan-awan yang menjadikannya hujan asam yang memiliki pH sekitar 5,6.
Kejadian hujan asam memberikan dampak yang merugikan bagi bumi dan kehidupan yang ada didalamnya. Dampak yang terjadi karena hujan asam diantaranya adalah sebagai berikut
• Dampak pada bangunan serta situs bersejarah
Asam adalah zat yang bersifat korosif, artinya dapat merusak logam, marmer maupun bebatuan. Jadi pada saat terjadi hujan asam, bisa dipastikan akan terjadi korosi di logam-logam dan bebatuan yang terkena air hujan asam tersebut. Jika terdapat patung-patung di daerah yang terpapar hujan asam dapat dilihat keruskannya dimana bentuk patung-batung maupun bangunan sudah tak lagi sempurna. Contohnya adalah yang terjadi pada Taj mahal di India, dimana dinding-dinding marmer serta pilar-pilar bangunannya sudah terkikis oleh hujan asam.
dampak pada bangunan dan situs sejarah |
• Dampak pada tanah
Tanah mengandung sejumlah logam dan mineral yang melimpah. Ketika logam-logam ini bersentuhan dengan hujan asam, reaksi kimia yang berbahaya dapat terjadi. Reaksi-reaksi kimia ini dapat menyebabkan erosi tanah. Kandungan asam yang berlebih juga diketahui dapat mengurangi kesuburan tanah, miskin mineral dan unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan sehingga tumbuhan sulit hidup dan menyebabkan tanah menjadi tandus. Asam juga dapat mengurangi jumlah mikroorganisme yang hidup di tanah, mikroorganisme di tanah penting untuk menguraikan tumbuhan & makhluk lain yang mati dan membusuk.
• Dampak pada tumbuhan
Hujan asam akan menyapu kandungan nutrisi dalam tanah sebelum tumbuhan sempat mempergunakannya untuk tumbuh. Zat kimia beracun seperti aluminium juga akan terlepas dan bercampur dengan nutrisi. Apabila nutrisi ini diserap oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, kemudian tumbuhan akan terserang penyakit, kekeringan, dan mati. Selain itu hujan asam dapat menyebabkan rusaknya lapisan lilin yang menutupi daun tanaman, yang mempengaruhi fotosintesis tanaman tersebut. Karena kekurangan gizi, tanaman jadi rentan terhadap penyakit. Asam-asam yang berbahaya dapat merusak akar pohon-pohon.
dampak pada tumbuhan |
• Dampak pada perairan
Hujan asam yang jatuh pada perairan seperti danau akan meningkatkan keasaman airnya. Keasaman yang meningkat menyebabkan beberapa spesies biota air mati karena tidak mampu bertahan di lingkungan asam. Meskipun ada beberapa spesies yang dapat bertahan hidup tetapi karena rantai makanan terganggu maka spesies tersebut pada akhirnya dapat mengalami kematian pula.
dampak pada perairan |
• Dampak pada kesehatan manusia
Upaya Pencegahan Terbentuknya Hujan Asam
Mengingat dampak hujan asam yang luasdan sangat berbahaya, maka perlu dilakukan upaya pencegahan terbentuknya hujan asam. Upaya yang dapat dilakukan antara lain :
• Menggunakan bahan bakar dengan kandungan belerang (sulfur) rendah atau non sulfur
Minyak bumi memiliki kandungan belerang yang tinggi, untuk mengurangi emisi zat pembentuk asam dapat digunakan bahan bakar alternatif seperti gas alam ataupun bahan bakar non-belerang seperti methanol, etanol, dan hidrogen. Namun penggunaan bahan bakar non-belerang ini juga perlu diperhatikan karena akan membawa dampak pula terhadap lingkungan.
• Desulfurisasi pada bahan bakar minyak
Desulfurisasi adalah proses penghilangan atau pemisahan unsur belerang.
Pada dasarnya terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan ekstraksi menggunakan pelarut, serta dekomposisi senyawa sulfur.
• Mengaplikasikan prinsip Reuse, Recycle, Reduce
Reuse berarti menggunakan kembali bahan/barang yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah atau polutan. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
kata-kata bijak |
Posting Komentar